Suatu
saat,hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah,ibu,dan seorang anak
perempuannya yang mereka beri nama Ifa.Ifa sangat disayang oleh kedua orang
tuanya.keluarga Ifa tergolong orang yang kaya raya,sehingga semua yang
diinginkan Ifa pasti dikabukan pernah suatu hari,Ifa ditinggal oleh kedua orang
tuanya untuk dinas ke luar kota.Ifa ingin ikut,karena tidak mau sendirian di
rumah.namun, orang tua Ifa tidak mengizinkannya,karena Ifa harus sekolah.Ifa
pun menangis sejadi-jadinya dan sampai tak mau makan.akhirnya Ifa pun sakit.Dan
semenjak itu,Ayah dan Ibu Ifa tidak pernah meninggalkannya lagi.Jika sedang
dinas ke luar kota,Ifa selalu di ajak.akhirnya sekolah Ifa lah yang
dikorabankan.Wali kelas Ifa sudah berulang kali memberikan surat peringatan
bahkan sudah pernah datang ke rumah Ifa.Namun hal itu tidak menghambat
keinginan ifa untuk terus ikut dengan Ayah dan Ibunya.
Lambat
laun,Ayah dan Ibu Ifa sudah mulai kelelahan
menghadapi sikap puterinya yang begitu manja.Akhirnya merekapun berniat
untuk memasukkan Ifa ke sebuah pesantren.Namun,Ifa menolaknya “Aku gak mau
ayah,Ibu ! aku kan paling lemah dalam bidang agama ! Brukkk.. (langsung masuk
ke kamar sambil menangis).Namun itu semua tidak menghambat keinginan Ayah dan
Ibunya “terserah ! kamu mau nangis kek !,mau ngurung diri dikamar kek !,Ayah
akan tetep masukkin kamu ke pesantren !”kata Ayah dengan nada tinggi.Akhirnya,karena takut
dimarahi lagi,Ifa pun bersedia masuk pesantren walau dengan hati yang tidak
rela.
Hari pertama
di pesantren,kesan pertama untuk Ifa adalah “pesantrennya gak bagus bagus
amat,orang-orangnya gak modis,gak ada mall lagi !”kata Ifa.Menurut Ifa
pesantren ini tidak cocok untuknya,karena dia paling lemah dibidang agama.Namun
apa daya Ifa sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi,karena ia takut Ayah dan
Ibunya marah lagi.
Hari kedua
dipesantren,mambuat ifa jenuh.Karena temen teman disekelilingnya selalu
membiacaraka hal-hal yang menurutnya tidak penting.Apalagi pelajaran-pelajaran
dipesantren yang amat sangat membingungkan baginya.Ifa pun menangis meratapi
nasibnya “Kenapa sih,nasibku seperti ini !.Aku harus nyuci piring sendiri,nyuci
baju sendiri,apa apa sendiri “rengek Ifa.Tangisnya pun makin menjadi jadi
setelah membayangkan hal yang akan terjadi padanya.
Setelah
beberapa hari dipesantren,Ifa masih belum bisa beradaptasi.Sebeneranya banyak
sekali santri dan santriwati yang ingin berkenalan dan ingin lebiah dekat
dengannya,namun Ifa enggan untuk menanggapinya “ih,sok kenal banget sih !.lebih
baik aku menyendiri ketimbang harus bergaul dengan kalian !” kata Ifa.Ifa lebih
memilih menyendiri dari pada bergaul,karena menurut Ifa santri dan santriwati disini tidak cocok
untuk berteman dengannya.Selain menyendiri,Ifa juga masih sering menangis.Beberapa
santriwati yang sekamar dengannya sering merasa kebingungan jika dia
menangis.Namun jika mereka bertanya pasti Ifa menjawab “Apa sih,pengen tau aja
urusan orang !” setelah berbicara seperti itu,biasanya Ifa selalu memalingkan
muka.Sebenarnya santriwati yang sekamar dengan Ifa sering merasa jengkel dengan
sikapnya.Namun mereka lebih memprioritaskan kekeluargaan dari pada
permusuhan,jadi mereka lebih memilih untuk diam.
Pada suatu
hari,saat Ifa sedang mencuci baju,teman sekamarnya yaitu Ita mendekati
Ifa.”Eh,kamu tau gak,sebenernya nasibku sama seperti kamu.Dulu,aku manja
banget,makannya orang tuaku memutuskan untuk memasukkan aku ke pesantren
ini”jelas Ita.Awalnya Ifa tidak tertarik dengan obrolan itu,Namun lama-kelamaan
Ifa mulai mendengarkan cerita Ita,bahkan Ifa pun ikut bercerita tentang kisah
hidupnya.Karena percakapan itu,Ifa dan Ita menjadi dekat dan menjadi
teman.walau begitu,Ifa masih sering menangis.Biasanya jika Ifa menangis,Ita
selalu mengiburnya,Ita selalu berkata “Tenanglah,kamu tidak usah menangis.Kita
ini bernasib sama,jadi jangan sungkan untuk bercerita kepadaku”.Ifa pun sering
sekali bercerita tentang masalahnya pada Ita,sebaliknya Ita pun sering
bercerita tentang masalahnya pada Ifa.
Suatu
hari,seorang ustadzah memberikan tugas yang begitu banyak pada santriwati.Namun
Ifa masih belum mengerti tugas yang diberikan oleh bu ustadzah.Akhirnya Ifa pun
bertanya pada ustadzah “ maaf Bu Ustadzah,saya masih belum mengerti maksud dari
tugas ini,maksudnya apa ya Bu ?.Bu Ustadzah amat sangat senang mendengar Ifa yang sudah mulai bertanya.Padahal sebelumnya
kan Ifa terkenal sebagai santriwati yang pendian dan enggan untuk bertanya
maupun ditanya.Pada santriwati lain pun dia tidak mau bertanya selain pada Ita.
Sebenarnya Ifa sudah mulai suka pada santriwati dan ustadzah disini,karena
meraka semua sangat ramah dan baik padanya.Ifa juga sudah mulai betah berada di
pesantren.Namun Ifa masih belum suka akan gaya mereka yang menurutnya tida
modis.
Saat hari maulid
nabi Muhammad SAW,pesantren mengadakan banyak sekali lomba,dan seluruh orang
tua santri dan santriwati diharapkan untuk datang memeriahkan acara ini.Ayah
dan Ibu Ifa juga datang dalam acara ini,namun Ifa tidak mau bertemu dengan
kedua orang tuanya.Masih ada rasa benci yang menyelinap dihati Ifa pada Ayah
dan Ibunya.Ifa terus mengurung dikamarnya.Akhirnya santriwati dan ustadzah
turun tangan untuk membantu kedua orang tua Ifa.”Ifa,keluar nak disini ada ayah
dan ibu kamu”kata salah satu ustadzah.Namun Ifa menjawab “Suruh aja mereka
pergi !,aku gak butuh kedatangan mereka !”.Semua santriwati dan ustadzah yang
mendengarnya begitu kaget mendengar jawaban Ifa,tak terkecuali kedua orang
tuanya,mereka berdua begitu kaget,kecewa,dan sedih mendengar jawaban puteri
kesayangannya itu.Akhirnya kedua orang tua Ifa pun pulang dengan hati kecewa
dan berlinang air mata.
sejak kejadian
itu, Ifa selalu mengurung diri dikamar.Bahkan ia sampai tak masuk kelas.Semua
santriwati dan Ustadzah sudah berusaha bertanya pada Ifa,namun Ifa tidak
menjawab apa-apa,Ifa malah menangis.Hal ini membuat Ifa sakit,mendengar hal
itu,kedua orang tua Ifa langsung datang kepesantren.Mereka menangis,saat
melihat puteri semata wayangnya terbaring lemah dikasur,mereka juga merasa
bersalah karena telah memaksakan kehendak Ifa.Akhirnya Ayah dan Ibu Ifa
pasrah.Ifa pun dibawa pulang oleh kedua orang tuanya dan pindah ke sekolah
biasa lagi.
Ifa sangat
senang telah terbebas dari pesantren itu.ia terbebas akan mencuci piring
sendiri,mancuci baju sendiri,terbebas dari segala peraturan yang ada
dipesantren,dan yang paling Ifa senangi adalah ketika ia tidak lagi mengerjakan
segudang pelajaran yang menurutnya sangat
membingungkan karena berhubungan dengan agama.Sekarang Ifa bisa pergi ke
mall,dan kemana saja yang dia inginkan tanpa ada yang melarangnya
lagi.”yeahh..akhirnya aku bebas juga.Aku merasa aku ini adalah seorang puteri
yang telah dipenjara beribu-ribu tahun,dan tiba-tiba dibebaskan,rasanya
senaaaang….sekali”kata Ifa
Tak terasa sudah seminggu Ifa meninggalkan pondok pesantren.Rasa rindu
pun datang menghampiri Ifa.Terbayang-bayang wajah para Ustadzah,santriwati,dan
suasana dipondok pesantren yang begitu tenang.”yaah…walaupun aku tidak suka
dengan gaya mereka,tapi mereka pernah ada dikehidupanku,meraka juga telah baik
kepadaku.lagi pula, pesantren itu tidak seperti yang aku kira kok,di sana
nyaman juga tenang”kata Ifa.Sempat muncul dibenak Ifa kalau dia bersekolah
dipesantren lagi.Namun,apakah dia kuat menghadapinya ?,apakah dia kuat
menjalankan perintah-perintah dipesantren ?,apakah dia bisa mengerjakan
segudang pelajaran yang bersangkutan dengan agama ?.Akhirnya Ifa pun
mengurungkan niatnya untuk bersekolah lagi dipesantren.
Hari-hari
terus berlalu,tak terasa sudah 2 bulan Ifa meninggalkan pesantren.Rindunya pada
pesantren semakin tidak tertahan.Akhirnya Ifa membulatkan tekadnya untuk
kembali bersekolah dipesantren.Ayah dan Ibu Ifa sangat kaget mendengar
pernyataan anaknya tersebut.Namun disisi lain,mereka begitu senang karena Ifa
masuk pasantren lagi,tapi dengan keinginannya sendiri.
Saat Ifa datang ke pesantren, semua santriwati memeluk Ifa.
Sebenarnya Ifa tidak suka dipeluk selain dipeluk oleh ayah dan ibunya.Namun
kali ini Ifa membiarkan teman-temannya memeluknya, karena memang Ifa juga sudah
sangat merindukan mereka.
Kehidupan Ifa di pesantren sekarang berbeda dengan
kehidupannya dipesantren sewaktu dulu.Kehidupannya sekarang lebih ringan
dijalani.Bukan karena peraturannya yang di ganti atau pelajarannya yang mudah,
namun karena Ifa menjalankannya dengan hati yang ikhlas dan tidak dengan
kebencian.Sekarang Ifa juga telah mempunyai banyak teman, dari mulai santriwati
sampai santri.Lambat laun, Ifa sudah bisa mentaati peraturan dan pelajaran di
pesantren itu.Bahkan sekarang Ifa telah di daulati sebagai santriwati teladan
dan santriwati berprestasi.Hal ini membuat Ifa semakin semangat untuk belajar
dipesantren.
Selain Ifa,Ayah dan Ibunya juga senang karena telah
mempunyai anak yang shalehah tau masalah agama,mereka juga bangga karena
rencana mereka telah berhasil, yaitu membuat Ifa menjadi anak yang ‘MANDIRI’.
Terima kasih ^_^
0 komentar:
Posting Komentar